Kamis, 07 Maret 2013

masjid qiblatain


MASJID QIBLATAIN
Masjid Qiblatain
 Salah satu tempat bersejarah yang perlu dikunjungi umat Islam ketika berhaji adalah Masjid Qiblatain, atau masjid dengan dua arah kiblat. Masjid yang dulu bernama Masjid Bani Salamah ini menjadi saksi perpindahan arah kiblat umat Muslim.
Masjid ini terletak di Quba, tepatnya di atas sebuah bukit kecil di sebelah utara Harrah Wabrah, Madinah. Sejarah masjid dua kiblat ini diawali dengan kedatangan Nabi Muhammad beserta beberapa sahabat ke Salamah untuk menenangkan Ummu Bishr binti Al Bara yang ditinggal mati keluarganya.
Ketika itu bulan Rajab tahun 2 H, Rasul shalat dhuhur di Masjid Bani Salamah. Ia mengimami para jamaah. Dua rakaat pertama shalat dhuhur masih menghadap Baitul Maqdis, sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika lelaki dijuluki Al-Amin ini baru saja menyelesaikan rakaat kedua.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 144, Allah berfirman, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allahnya dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”.
Begitu menerima wahyu ini, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah melanjutkan shalat dhuhur menghadap Masjidil Haram. Sejak saat itu, kiblat umat muslim berpindah dari baitul Maqdis, Palestina (menghadap ke utara dari Madinah), menuju Masjidil Haram (menghadap arah selatan dari Madinah). Masjid Bani Salamah ini pun dikenal sebagai Masjid Qiblatain, atau masjid 2 kiblat.
Sebuah sumur milik seorang Yahudi bernama Raumah, ditebus oleh Usman bin Affan. Sahabat yang dikenal dengan sifatnya yang pemalu ini mewakafkan sumur seharga 20.000 dirham yang bisa digunakan untuk selain untuk bersuci dan air minum juga untuk mengairi taman-taman di sekeliling masjid sampai sekarang

JABAL RAHMAH ARAFAH


SEJARAH JABAL RAHMAH

Bukit berbatu ini menjadi saksi abadi sejarah pertemuan Adam dan Hawa setelah ratusan tahun berpisah setelah diturunkan dari syurga.
Penciptaan Adam dan hawa menjadi sejarah nyata bagi kehidupan seluruh umat di dunia. Jejak-jejak keberadaan dua makhluk pertama di dunia ini dapat kita jumpai di beberapa tempat. Salah satunya di Jabal Rahmah.
Jabal Rahmah berada di bagian timur Padang Arafah di kota Mekkah Arab Saudi. Sesuai dengan namanya, jabal berarti sebuah bukit atau gunung, sementara Rahmah adalah kasih sayang. Sesuai dengan namanya, bukit ini di yakini sebagai pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari syurga oleh Allah selama bertahun-tahun setelah melakukan kesalahan dengan memakan buah khuldi yang terlarang.
Konon berdasarkan cerita ahli sejarah, Nabi Adam diturunkan di negeri India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Irak. Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah mereka dipertemukan di bukit ini.
Setelah pertemuan ini, Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan melahirkan anak-anak keturunanya sampai sekarang.
Untuk menuju puncak tempat ini, kita bisa menempuhnya sekitar 15 menit dari dasar bukit. Bukit batu ini berada pada ketinggian kurang lebih enam puluh lima meter yang puncaknya menjulang. Di bukit ini terdapat sebuah monumen yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar kurang lebih 1, 8 meter dan tingginya 8 meter. Menuju puncak bukit ini pemerintah setempat telah membangun infrastruktur yang memadai sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menikmatinya. Infrastruktur ini berupa jalanan berbentuk tangga dengan 168 undakan menuju puncak tugu.
Dari bukit ini kita bisa menyaksikan hamparan padang Arafah yang setiap tahunnya dipadati oleh jamaah dari seluruh penjuru dunia ketika musim haji tiba. Juga dapat menyaksikan matahari yang terbit atau juga sinar jingga yang mengiringi saat menjelang terbenamnya matahari.
Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam QS Al-Maidah (5) : 3, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. …..
Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab mereka merasa akan kehilangan Rasulullah dan tak berapa lama kemudian, Rasulullah dipanggil menghadap oleh Allah SWT.
Tempat berdoa
Salah satu bukit bersejarah ini tak pernah dilewatkan oleh jama’ah haji atau umrah dari seluruh penjuru dunia. Mereka selalu menyempatkan diri untuk shalat dan memanjatkan doa ketika sudah sampai disana. Kebanyakan mereka berasal dari Negara-negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, India. Juga ada jamaah dari Negara Yaman, Bangladesh, Pakistan, dan Nigeria. Tapi tak jarang pula mereka berasal dari Turki atau Negara-negara tetangga Arab Saudi yang lain.
Mereka meyakini, tempat ini sebagai tempat suci untuk menungkapkan keinginan dan hajat mereka terkait dengan keluarga. Misalnya ingin mendapat pasangan,dikarunia anak yang sholeh dan sholehah, atau berdoa agar keluarga yang dibangun Sakinah Mawaddah Warahmah. Pada saat musim haji tempat ini tidak pernah sepi dikunjungi seluruh jamaah untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Mereka juga lebih suka menempuh jalanan terjal berbatu yang curam daripada menaiki tangga berundak, pengunjung ingin merasakan secara langsung, bagaimana rasanya perjuangan yang dilakukan oleh nenek moyang kita dalam menyatukan kembali keluarga yang tercerai berai.
Namun pemerintah setempat telah memberikan papan peringatan kepada para jamaah agar tidak berlebihan.
Tempat wisata
Selain digunakan untuk bermunajat dan berdoa, bukit ini juga dijadikan sebagai tempat wisata. Disini kita akan banyak menjumpai para pedagang yang menjajakan souvenir seperti batu cincin, kopiah, tasbih, sorban dan sejumlah benda pernak-pernik lainnya. Umumnya mereka ini para pendatang yang berasal dari Afrika. Di tempat yang bersejarah ini, pengais Real yang kulit hitam menjajakan berbagai dagangannya untuk dijadikan oleh-oleh para tamu Allah sekembalinya dari tanah.
Di tempat ini juga disediakan Unta bagi para wisatawan yang ingin mencoba nuansa padang pasir. Para pemilik onta ini akan mendatangi para wisatawan untuk menawarkan onta mereka sambil mereka siap untuk mengabadikan setiap momen dengan kamera yang sudah dibawanya.
Tarif yang dipatok bermacam-macam antara 5 sampai 10 real, tergantung kita bisa menawarnya atau tidak. Kebanyakan paket umrah biasanya selalu menyempatkan untuk mengunjungi Jabal Rahmah ini sebagai paket wisata yang mereka tawarkan.
Tak lupa pula mereka juga menawarkan dagangan ini dengan iming-iming murah. Mereka biasanya menguasai bahasa-bahasa pendek seperti bagus, murah, indah dan lain-lain. Terlebih lagi mereka dengan mudah dapat mengetahui asal jamaah dari postur tubuh atau dialek yang digunakan saat bertransaksi.
Para wisatawan yang datang tidak akan melewatkan untuk berfoto sejenak mengambil view Jabal Rahmah yang menjadi saksi abadi pertemuan Adam dan Hawa. Bayangan romantisme antara Adam dan Hawa di tempat ini yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung.
Tempat ini sekaligus menjadi bukti dari kasih sayang Allah kepada hambaNya yang bertaubat. Setelah memberikan hukuman sekian tahun atas kesalahan yang dilakukan, Nabi Adam lalu bertaubat sepanjang hidupnya, sampai akhirnya Allah mengabulkan permohonan dan permintaannya untuk dipertemukan dengan belahan jiwanya Siti Hawa.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang diabadikan dalam Al-qur’an bisa meningkatkan keimanan dan keyakinan kita kepada kasih sayang Allah SWT, juga menambah wawasan pengetahuan keislaman kita. Semoga kita bisa mengambil makna dari sejarah berabad-abad silam untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, Amin

GUA HIRA


SEJARAH GUA HIRA

  Hari itu, Senin 17 Ramadhan yang bertepatan dengan 6 Agustus 610 M—menurut Ibnu Sa‘ad dalam Al-Thabaqat Al-Kubra—kala Muhammad tengah khusyuk bertafakur, ia menerima wahyu pertama.“Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-Alaq: 1-5)Saat itu pula Muhammad resmi dilantik sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Saat menerima penobatan sebagai Nabi ini, usia Muhammad sekitar 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut kalender Qamariyah atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut almanak Syamsiyah. Kita tidak akan membahas tentang proses pengangkatan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, namun membahas tempat di mana beliau bertahannuts dan mendapatkan wahyu, yakni Gua Hira.

Bagi sebagian kaum Muslimin, perjalanan ibadah haji bukan hanya sekedar menyempurnakan prosesi atau ritual sebagaimana diwajibkan atau disunnahkan syariat, tapi juga sebuah wisata religius. Salah satunya adalah dengan melakukan ziarah. Dan salah satu tempat ziarah yang paling diburu para jamaah haji atau mereka yang berumrah adalah Gua Hira yang terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya). 

Gunung ini terletak sekitar enam kilometer sebelah utara Masjidil Haram. Sekitar lima meter dari puncak gunung, terdapat sebuah lubang kecil. Itulah yang disebut Gua Hira, di mana Nabi Muhammad Saw mendapat wahyu pertamanya. 

Sedangkan tinggi puncak Jabal Nur kira-kira dua ratus meter, di sekelilingnya terdapat sejumlah gunung, batu bukit dan jurang. Letak Gua Hira di belakang dua batu raksasa yang sangat dalam dan sempit dengan ketinggian sekitar dua meter. Di bagian ujung kanan gua terdapat lubang kecil yang dapat dipergunakan untuk memandang kawasan bukit dan gunung arah Makkah. 

Untuk menuju puncak gunung, seseorang rata-rata memerlukan waktu selama satu jam bahkan lebih dari dasar gunung. Medannya cukup sulit karena tidak ada titian tangga. Para peziarah harus mendaki melewati batu-batu terjal. Jalan bertangga hanya ditemukan setelah tiga perempat perjalanan. Namun menjelang puncak gunung, medannya sedikit ringan, peziarah bisa mendaki dengan santai. 

Begitu tiba di depan pintu gua, terdapat tulisan Arab ‘Ghor Hira’ dengan cat warna merah. Di atas tulisan itu terdapat tulisan dua ayat pertama Surat Al-Alaq dengan cat warna hijau. Gua Hira terletak persis di samping kiri tulisan tersebut. 

Panjang gua tersebut sekitar tiga meter dengan lebar sekitar satu setengah meter, dan ketinggian sekitar dua meter. Dengan luas dimensi seperti itu, gua ini hanya cukup digunakan untuk shalat dua orang. Di bagian kanan gua terdapat teras dari batu yang hanya cukup digunakan untuk shalat dalam keadaan duduk.
 
Dengan kondisi seperti itu, Gua Hira merupakan tempat yang ideal di Makkah bagi Muhammad untuk bertahannuts. Suasananya tenang, dan jauh dari keriuhan kota Makkah kala itu. Dan tentu saja, Muhammad telah mempertimbangkan dengan matang pemilihan gua ini sebagai tempatnya 'mencari' Tuhan.

Beliau juga telah memperbincangkan tempat itu dengan istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Oleh sebab itu, terkadang di malam yang pekat, Khadijah beberapa kali mengunjungi Muhammad. Dapat dibayangkan bagaimana beratnya medan yang ditempuh Khadijah Al-Kubra saat itu, ketika mengunjungi suaminya di Gua Hira.

Saking vitalnya peran Gua Hira dalam sejarah Islam, salah seorang pakar sejarah Islam asal Mesir, Husain Mu’nis, mengatakan Gua Hira layak disebut sebagai masjid pertama dalam sejarah Islam. "Gua Hira, tak pelak lagi, merupakan masjid yang pertama-tama dalam Islam. Di gua itu Rasulullah melaksanakan shalat, bertahannuts, dan menyembah Allah sebelum beliau menerima wahyu," ujarnya.

Bagaimanapun jua, walau tak harus menyebut Gua Hira sebagai masjid pertama di dunia, namun peran vitalnya sebagai tempat diturunkannya wahyu pertama kali, menjadikannya sebagai tujuan ziarah yang selalu dikerubuti jamaah..
                                                                      7 maret 2013 oleh hudan

Senin, 04 Maret 2013

masjid nabawi


MASJID NABAWI DAN SEJARAHNYA
oleh hudan, 4 maret 2013

Masjid Nabawi 
adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah,Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.                                                                              


SEJARAH  

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw., setelahMasjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah saw. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi saw. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah saw. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.[1][2]Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3]Rasulullah saw. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.[1]Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi saw. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah.[1] Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.[3]




  


Keutamaan Masjid Nabawi


Keutamaannya dinyatakan oleh Nabi saw., sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):

"Satu kali salat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya." (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah)[4]

Diterima dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW bersabda (yang artinya):

"Barangsiapa melakukan salat di mesjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan." (Riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang sah)[4]
      Dari Sa’id bin Musaiyab, yang diterimanya dari   Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda (yang artinya):
"Tidak perlu disiapkan kendaraan, kecuali buat mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjidil Aqsa." (Riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)[5]
Berdasarkan hadis-hadis ini maka Kota Medinah dan terutama Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi umat Muslim yang tengah melaksanakan ibadah haji atau umrah sebagai amal sunah.


Raudlah



Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (= taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah swt. Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah saw. Diterima dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. bersabda (yang artinya):




"Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku." (Riwayat Bukhari)[6





Makam Nabi SAW
Rasulullah saw. dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah ra., isteri Nabi saw. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab.[7] Karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam masjid, yakni di sudut tenggara (kiri depan) masjid.


Aisyah sendiri, dan banyak lagi shahabat yang lain, dimakamkan di pemakaman umum Baqi. Dahulu terpisah cukup jauh, kini dengan perluasan masjid, Baqi jadi terletak bersebelahan dengan halaman Masjid Nabawi.              

Minggu, 03 Maret 2013

Mesjid Al Khaif di Mina


                 Mesjid Al Khaif di Mina dan Sejarahnya

3 MARET 2013 OLEH HUDAN

Masjid Al Khaif
Mesjid Al Khaif adalah mesjid yang terletak di Mina, dimana mesjid itu berdiri di kaki bukit sebelah selatan Mina, tidak jauh dari tempat Jumrah Ula. Imam Al Baihaqi meriwayatkan dengan sanad dari Ibnu Abbas "Ada tujuh puluh nabi yang pernah mengerjakan sholat di Mesjid al-khaif, bereberangan dengannya adalah jembatan Jamarat.


Mesjid Al Khaif dikenal pula dengan nama Masjid al-Muaisyumah, dimana nama tersebut diambil dari sebuah nama pohon "Al Muaisyumah" yang terletak di lokasi tersebut.

Masjid Al khaif bisa bermakna dan memiliki arti "tempat tinggi di bumi" karena terletak di kaki gunung Shabih. Mesjid ini dibangun pada masa Nabi Muhammad SAW dan terus dilakukan perkembangan seiring perkembangan islam.

Bentuk bangunan mesjid tetap bertahan sampai Mekkah masa pemerintahan dinasti Ottoman, dan mulai mengalami perubahan dan perkembangan besar besaran pada zaman kerajaan Arab Saudi hingga mencapai 13.000 m2. Mesjid ini sekarang menjadi mesjid ketiga terbesar di Kota Mekkah Al Mukarramah setelah Masjidil Haram dan Masjid Namirah.

MASJID QUBA



Masjid Quba, Sejarah dan Keutamaannya


Mesjid Quba


Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun dalam peradaban sejarah Islam pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriah. Masjid ini terletak di luar kota madinah tepatnya sekitar 5 km sebelah tenggara Madinah. Masjid Quba yang ada saat ini adalah berbeda dengan mesjid quba pada saat zaman Rasulullah saw, mesjid quba yang saat ini berdiri adalah mesjid yang telah direnovasi dan diperluas pada masa Kerajaan Arab Saudi. Renovasi dan perluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal dengan daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Renovasi dilakukan pada tahun 1986.


Zaman dahulu saat dibangun, masjid ini berdiri diatas kebun qurma dengan luas 1200 meter persegi, dan saat ini luas mesjid quba adalah sekitar 5.035 meter persegi. Saat ini masjid ini memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Sejarah Masjid Quba

Ammar Radhiyallahu 'anhu dan kedua orang tuanya telah banyak mengalami siksaan yang amat pedih demi agama. Mereka dibaringkan di padang pasir di bawah terik matahari Makkah yang panas sekali. Setiap Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam lewat di depannya, beliau menasihati mereka, "Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, janji Allah untuk kalian adalah surga".
Denah Masjid Quba
Akhirnya, ayah Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu fanhu yang bernama Yasir Radhiyallohu 'anhu wafat akibat penyiksaan itu. Para penzhalim tidak membiarkan dia hidup tenang sampai ia wafat. lbu Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu eanhu yang bernama Sumayyah Radhiyallahu 'anha, ditikam kemaluannya dengan tombak oleh Abu Jahal yang terkutuk, sehingga ia pun mati syahid. la tidak meninggalkan Islam walaupun mengalami berbagai penderitaan di saat umurnya sudah tua dan fisiknya sudah lemah. Walaupun begitu, Abu Jahal tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Dialah orang yang pertama kali mati syahid dalam sejarah Islam.

Dalam sejarah Islam, masjid yang pertama adalah masjid Quba yang dibangun oleh Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu lanhu. Ketika Baginda Nabi Shaliallahu wasallam dalam perjalanan hijrah ke Madinah, di kampung Quba, Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu 'anhu mengusulkan, untuk membangun tempat berteduh bagi Baginda Nabi Shallailahu alaihi wasallam agar dapat beristirahat siang dan mendirikan shalat dengan tenang. Lalu, Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu 'anhu mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid.

Rasulullah saw adalah yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya, Abu bakar kemudian datang membawa batu dan meletakkannya. Dilanjutkan Umar yang meletakkan batu disamping batu abu bakar. Setelah itu barulah kaum muslimin beramai ramai membangunnya. 

Al khathabi menginformasikan dari As syamusi binti an-numan, "Tatkala Rasulullah membangun Mesjid Quba, Sayyidina Ammar bin Auf datang membawa batu yang diikatkan di perutnya lalu meletakannya. Seorang pria kemudian datang hendak mengangkatnya, tetapi dia tidak kuat. Rasulullah pun menyuruh lelaki itu meninggalkannya dan mengambil batu yang lain.

Sayyidina 'Ammar Radhiyollahu anhu selalu menyertai setiap pertempuran dengan penuh semangat. Pernah ia dengan penuh suka cita berkata dalam suatu pertempuran, "Sebentar lagi akan kujumpai kekasih-kekasihku, Baginda Nabi saw beserta jamaahnya". Kemudian ia merasa sangat haus. Ia meminta segelas air dari seseorang, namun orang itu menyodorkan kepadanya segelas susu. Ia meminumnya lalu berkata, " Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: 'Yang terakhir kamu minum di dunia ini adalah susu'. setelah berkata demikian, ia pun mati syahid. Ia meninggal dunia pada usia 94 tahun, dan ada lagi sebagian riwayat yang menyatakan dia meninggal dalam usia 92 tahun. (Fadhilah amal)


Keutamaan Masjid Quba dalam Quran dan Hadist

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

"....Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (Mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" (QS At Taubah: 108)

"Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana."( HR. Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478)

Shalat di masjid Quba memiliki keutamaan. Menurut Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmizi no. 298. Ibnu Majah no. 1401)

Sabtu, 02 Maret 2013

masjid ijabah

masjid_alijabah.jpg
Al Ijabah, Doa Nabi Muhammad Langsung Dikabulkan Allah
2 maret 2013
TRIBUNSUMSEL.COM--Jutaan jamaah haji di Arab Saudi, akan melakukan wukuf di Padang Arafah hari ini. Selain Padang Arafah, masih banyak tempat luar biasa yang bisa didatangi jamaah di sela prosesi haji, seperti 5 masjid yang penuh mukjizat.
Bagi umat Muslim, bisa pergi ke Arab Saudi, dan salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah impian. Tapi tahukah Anda kalau Arab Saudi masih punya masjid lain yang tak kalah bersejarah dan keren?
Sebagai negara tempat lahirnya Rasulullah SAW, Arab Saudi memang memiliki banyak tempat bersejarah. Ada banyak lokasi yang menjadi saksi turunnya mukjizat Sang Rasul.
Untuk mengenang, kini banyak dibuat masjid tepat di lokasi munculnya mukjizat Rasul. Namanya pun diberikan sama dengan kejadian pada waktu itu. Penasaran masjid apa saja ini?
Berikut adalah 5 masjid yang menjadi saksi munculnya mukjizat Rasulullah, sebagaimana dilansir  detikTravel, Kamis (25/10/2012) :

1. Masjid Al Ijabah, Madinah
Masjid pertama yang menyimpan sejarah kehidupan Rasulullah adalah Masjid Al Ijabah. Masjid ini berada di Jalan Malik Fadh, Madinah, tepatnya sekitar 385 meter dari Pemakaman Baqi.
Jika dilihat dari luar, mungkin masjid ini tampak biasa saja, tidak ada yang spesial dari bangunannya. Tapi jika ditelusuri, ternyata keistimewaan itu muncul di balik namanya.
Ijabah berarti dikabulkan. Ya, masjid yang memiliki luas 1.000 m2 ini diberi nama Al Ijabah karena dulu Rasulullah pernah berdoa di sana dan dikabulkan oleh Allah SWT saat itu juga.
Ada tiga doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad, pertama Nabi SAW memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan kekeringan dan kelaparan. Doa ini langsung dijawab dan dikabulkan oleh Allah. Kemudian, Rasul pun kembali berdoa. Di doa keduanya, Rasul memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan menenggelamkan. Doa ini juga dikabulkan Allah.
Setelah doa kedua dijawab Allah, Rasul pun kembali berdoa. Di doa yang ketiga, Rasul memohon kepada Allah agar di kalangan umatnya tidak ada fitnah dan perbedaan. Sayangnya, tidak seperti doa pertama dan kedua yang langsung dikabulkan, doa ketiga ini ditunda oleh Allah SWT. Inilah sejarah di balik penamaan masjid
.